allah tidak butuh ibadah kita
1 Ibadah asas. 2. Ibadah cabang-cabang. 3. Ibadah yang lebih umum. Ibadah yang asas merangkum soal-soal akidah dan keyakinan kita kepada ALLAH, para malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari pembalasan, ketentuan dan ketetapan ALLAH baik ataupun buruk. Itulah yang kita sebut rukun iman. Termasuk dalam uraian ibadah yang asas itu ialah rukun
AllahSubahan Wata'ala berfirman: "Dan, Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" (QS Adz-Dzaariyaat[51]:(56) Allah SWT tidak menciptakan jin dan manusia sebagai sesuatu yang sia-sia dan tidak berguna. Dia juga tidak menciptakan mereka untuk makan, minum, senda gurau, bermain dan tertawa.
Allahswt tidak menerima amal ibadah seorang hamba kecuali amal ibadah yang ikhlas. Ketika hari qiyamat tiba Allah swt berkata kepada orang-orang yang tidak ikhlas di dalam amal ibadahnya ( المرائي ): “Ambilah pahala amal ibadah kalian kepada manusia yang dulu kalian ingin dipuji olehnya!”. 1. Al-allamah al-Amir berkata, “Sholawat
IdulAdha merupakan ibadah sembelihan hewan qurban yang kita laksanakan sebagai bentuk wujud rasa syukur kita kepada Allah yang telah memberikan nikmat yang banyak kepada kita, yang diawali dengan sholat dua rakaat yang telah kita kerjakan barusan ini. فَـصَـلِّ لـِرَّبِّـكَ وَانْـحَـرْ. Maka dirikanlah sholat
Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.( Ali Imran : 96) Baca Juga Khutbah Jumat Ringkas: Untuk melaksanakan ibadah haji, kita perlu persiapan yang matang, baik itu fisik, materi, maupun mental. Sebab yang melaksanakan ibadah haji bukan hanya lingkup satu
Ou Rencontrer Des Stars A New York. Lokasi halaman Beranda dakwah ALLAH TA'ALA TIDAK BUTUH IBADAH KITA By at 9/26/2020 Ketahuilah, Allah Ta’ala tidak membutuhkan amal ibadah kita. Allah Ta’ala memerintahkan kita untuk menyembah-Nya, namun bukan karena Ia butuh untuk disembah. Allah berfirmanوَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku saja. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”. QS. Adz-Dzariat 56-58.Kita beribadah atau tidak, kita melakukan amal kebaikan atau tidak, kita taat atau ingkar, kita maksiat atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh pada keagungan Allah Ta’ala. Andai seluruh manusia beriman dan bertaqwa, keagungan Allah tetap pada kesempurnaan-Nya. Andai semua manusia kafir dan ingkar kepada Allah, sama sekali tidak mengurangi kekuasaan-Nya. Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirmanيا عبادي ! لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم . كانوا على أتقى قلب رجل واحد منكم . ما زاد ذلك في ملكي شيئا . يا عبادي لو أن أولكم وآخركم . وإنسكم وجنكم . كانوا على أفجر قلب رجل واحد . ما نقص ذلك من ملكي شيئا“Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tidak menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Ku”.HR. Muslim, Demikianlah, Allah Ta’ala tidak butuh terhadap ibadah kita. Lalu untuk apa kita berlelah-lelah, menghabiskan banyak waktu untuk beramal dan beribadah?Karena kita yang butuh untuk itu. Allah Ta’ala berfirmanإِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا“Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri”. QS. Al Isra 7.وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ“Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri”. QS. Luqman 12.Maka apa lagi alasan untuk enggan dan malas beribadah dan beramal? Bukankah itu untuk kita sendiri?Ustadz Yulian Purnama حفظه الله تعالى Baca Juga Info Penting langganan artikel menerima tulisan, informasi dan berita untuk di posting menerima kritik dan saran, WhatsApp ke +62 0895-0283-8327
TOPIK UTAMA MENGAPA KITA BUTUH ALLAH? Banyak Orang Melupakan Allah ”Anda bisa hidup tanpa Allah? Jutaan orang terbukti bisa.” Itulah bunyi sebuah papan reklame yang baru-baru ini dipasang oleh kelompok ateis di suatu negeri. Di banyak negeri, orang-orang semakin yakin bahwa mereka bisa hidup tanpa Allah. Di pihak lain, banyak orang mengaku percaya Allah ada, tapi bertingkah laku seolah Ia tidak ada. Salvatore Fisichella, seorang uskup agung Katolik, mengatakan tentang jemaat gerejanya, ”Mungkin tidak ada yang bisa menebak bahwa kita orang Kristen karena gaya hidup kita sama saja dengan orang yang tidak beragama.” Ada yang tidak mau repot-repot memikirkan Allah karena sudah terlalu sibuk. Apalagi, mereka pikir Allah terlalu mulia sehingga tidak mungkin memperhatikan hidup setiap orang. Paling-paling, mereka ingat Allah sewaktu susah atau butuh sesuatu—Allah dianggap sebagai bawahan yang siap memenuhi keinginan mereka kapan pun mereka mau. Ada juga yang tidak mau mengikuti ajaran agama karena merasa itu tidak bermanfaat. Misalnya, 76 persen orang Katolik di Jerman menganggap hidup bersama sebelum menikah itu sah-sah saja, padahal gereja mereka maupun Alkitab melarang hal itu. 1 Korintus 618; Ibrani 134 Tentu, bukan hanya orang Katolik yang seperti itu. Para pemimpin berbagai agama menyayangkan sikap umat mereka yang ”sama saja seperti orang ateis”. Kalau begitu, apakah kita memang membutuhkan Allah? Hal ini sebenarnya sudah ditanyakan dalam buku pertama Alkitab, Kejadian. Untuk tahu jawabannya, mari kita bahas beberapa hal yang diceritakan dalam buku Kejadian.
renungan Januari 19, 2021Januari 18, 2021 1 Minute Ketahuilah, Allah Ta’ala tidak membutuhkan amal ibadah kita. Allah Ta’alamemerintahkan kita untuk menyembah-Nya, namun bukan karena Ia butuh untuk disembah. Allah berfirman وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku saja. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” QS. Adz Dzariat 56-58 Kita beribadah atau tidak, kita melakukan amal kebaikan atau tidak, kita taat atau ingkar, kita maksiat atau tidak, sama sekali tidak berpengaruh pada keagungan Allah Ta’ala. Andai seluruh manusia beriman dan bertaqwa, keagungan Allah tetap pada kesempurnaan-Nya. Andai semua manusia kafir dan ingkar kepada Allah, sama sekali tidak mengurangi kekuasaan-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman يا عبادي ! لو أن أولكم وآخركم وإنسكم وجنكم . كانوا على أتقى قلب رجل واحد منكم . ما زاد ذلك في ملكي شيئا . يا عبادي ! لو أن أولكم وآخركم . وإنسكم وجنكم . كانوا على أفجر قلب رجل واحد . ما نقص ذلك من ملكي شيئا “Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal samapi yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bertaqwa, hal itu sedikitpun tidak menambah kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, andai seluruh manusia dan jin dari yang paling awal sampai yang paling akhir, seluruhnya menjadi orang yang paling bermaksiat, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kekuasaan-Ku” HR. Muslim, Demikianlah, Allah Ta’ala tidak butuh terhadap ibadah kita. Lalu untuk apa kita berlelah-lelah, menghabiskan banyak waktu untuk beramal dan beribadah? Karena kita yang butuh untuk itu. Allah Ta’ala berfirman إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا “Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri” QS. Al Isra 7 وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ “Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri” QS. Luqman 12. Maka apa lagi alasan untuk enggan dan malas beribadah dan beramal? Bukankah itu untuk kita sendiri? sumber Telah Terbit Januari 19, 2021Januari 18, 2021 Navigasi pos
allah tidak butuh ibadah kita